LANGIT-LANGIT KERTAS (sebuah cerpen)
soleh djayim Sudah lama sekali aku tak mendengar namaku dipanggil. Bahkan seperti lupa siapa namaku. Tak ada yang mengenalku. Makan sedapatnya tak tentu, tidur dimana mata mengantuk. Berhenti selelah kaki melangkah. Nomaden, berganti-ganti jalan yang dilewati, berganti-ganti langit yang memayungi, berganti wajah tertemui. Semua tak peduli. Semua tak mengerti dan tak mau mengerti. Suara-suara asing silih berganti membawa hati dan pikiran ke alam yang tak dimengerti. Tak ada rasa jemu, tak ada rasa senang. Datar dan biasa-biasa saja. Mengalir seperti air di sebuah sungai besar ketika kemarau. Berjalan seperti angin dini hari yang lambat, dingin menusuk seluruh persendian. Belantara alam dengan segala fasilitas manusia yang terus menerus bertambah, terus menerus beragam. Selalu bising namun lengang di telingaku, selalu ramai lalu lalang tapi sepi di mataku yang kosong dimasuki sinar yang berpendar-pendar bergonta-ganti warna. Ini sudah menjelang subuh atau masih dini hari, ak...