Sepakbola Indonesia sudah lumayan untuk ditonton, dan saya
sudah bisa menikmatinya. Tapi jika harus berebut chanel dengan anak dan istri
(karena hanya punya satu tivi), sering saya yang harus mengalah, karena harus
menang dengan anakku yang perempuan yang tentu seide dengan ibunya pasti
sesuatu yang wagu dan nggak patut didengar. Hal yang paling saya dongkol, bukan
karena saya nggak bisa nonton sepakbola-nya, tapi apa yang ada di tivi yang
ditonton itu sebuah tayangan sinetron yang menurutku sangat tidak bermutu,
mudah ditebak jalan ceritanya, suka ngomong dalam hati yang terdengar keras,
over dramatisir, mengeksploitasi kecurangan dan kebencian, ketidakberdayaan si
lakon dan cerita yang mengular tak patut di ingat.
Sedemikian berkorbannya kah para pekerja seni pembuat
sinetron itu melepas idealis seninya demi untuk mendapat job dan uang? Saya sangat
yakin, mereka yang terlibat dalam pembuatan sinetron itu past orang-orang yang
berkesenian tinggi, orang yang punya cita rasa seni dan sangat mengerti tentang
seni yang terangkum dalam sebuah tayangan. Sering sekali saya merasa kecewa
dengan tontonan itu meski saya tahu kecewanya saya tak ada pengaruhnya sama
sekali terhadap segala apa yang ditayangkan di tivi, terutama sinetron. Meski mungkin saya
juga nggak bisa bikin sinetron yang baik, dan hanya sekedar merasa kecewa
kenapa terus menerus begitu dari dulu.
Para pemain sinetron itu kemudian ditayangkan dalam tayangan
gosip dengan berbagai judul acara, yang intinya menceritakan hal remeh temeh
para artis sinetron yang sepertinya di bikin sesuatu yang khalayak ramai perlu
tahu dan lihat. Bumbu-bumbu berita yang tak mutu, tak malu untuk ditayangkan
berulang-ulang dengan nada-nada yang didramatisir, disangkut-pautkan,
disambung-sambungkan.
Dan yang membuat saya tak habis pikir lagi, sinetron macam
begituan tetap saja ada penontonnya dan ada saja iklannya yang
berderet-berderet berjubel. Iklan-iklan yang membodohi dan mengajak ber-konsumerisme
tinggi. Sebuah tayangan di prime time tentu karena banyak orang yang menonton. Hasil
surveynya membuat produser tivi berani memasang di situ.
Alergi saja, jika mendengar musik background sinetron sudah
pengin melempar dengan botol, bruakkk...!!