CARI DI BLOG INI

Selasa, 03 Januari 2023

TRADISIONAL

Kehidupan tradisional membawa kesan masih belum modern. Seperti masih ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kondisi terkini dan masih mempertahankan cara-cara yang turun temurun sesuai adat kebiasaan nenek moyang. Kita tidak tahu apakah cara berkehidupan yang dianggap tradisional masih seperti yang dilakukan oleh nenek moyangnya pada dua ratus tahun yang lalu, karena dulu belum ada alat untuk merekam kejadian. Paling, kita hanya bisa mendengar dari mulut ke mulut yang sering berubah dari kejadian asli sebenarnya. Penuturan yang sangat dipengaruhi subyektivitas si penutur dan daya nalarnya.

Orang-orang yang berkehidupan tradisional biasanya hidup jauh atau agak jauh dari kota. Karena kota sudah dianggap modern dibanding wilayah pinggirannya dan penghuninya sudah melepas ‘gaya’ tradisionalnya dengan banyak alasan dan argumen. Kota menjadi pusat berkehidupan yang lebih modern yang dianggap lebih maju. Yang masih bertahan hidup dengan cara tradisional harus kuat malu dan siap dianggap  tidak modern. Modern dianggap sebuah keadaan yang lebih baik dari tradisional. Meski di kemudian masa, bisa ratusan tahun lagi, cara berkehidupan modern sekarang akan disebut sebagai cara tradisional.

Bagi orang modern atau yang merasa diri modern, cara berkehidupan tradisional dianggap sebuah tontonan yang mengasyikan. Banyak yang beranggapan bahwa cara tradisional itu harus dipertahankan, dilestarikan dan dijaga agar tidak punah. Dan, dia sendiri tidak mau kembali seperti itu. Berumah dengan atap dedaunan, lantai tanah, pagar anyaman bambu atau dari kulit kayu, tanpa wc dan kamar mandi, masak di tungku dengan bahan bakar kayu kering dan jalan tanah yang jika musim penghujan becek berlumpur, yang akan dianggap kurang sehat bagi pengamat kesehatan.

Orang-orang modern menonton dan para pengumpul beritanya mengais uang dari kehidupan yang dianggap ketinggalan jaman. Ada yang berkeinginan agar orang-orang yang berkehidupan tradisional di entaskan, di beri pemahaman tentang kesehatan, tapi banyak pula yang diam-diam asyik menontonnya sebagai hiburan dan tak terpikirkan bagaimana mengentaskan mereka agar lebih layak dalam berkehidupan. Para kreator konten media, sibuk mencari sisi unik untuk mengunduh uang dari cara berkehidupan tradisonal yang dianggap hal lain yang perlu dipahami oleh kelompok manusia lain. Si pelaku tradisional sendiri, ada yang menyadari kondisinya, ingin berubah dan merubah pola hidupnya supaya masuk area modern, ada yang tidak berani memulai membantah sebuah tradisi yang turun temurun dijaga nenek moyangnya, meski tidak tahu apakah caranya yang sekarang masih utuh seperti nenek moyang mereka pada generasi tujuh turunan ke belakang. Ada pertentangan kepentingan antara penonton, pelaku dan penggiat yang berkeinginan meningkatkan taraf hidup orang yang berkehidupan tradisional.

Orang-orang modern enggan untuk kembali berkehidupan secara tradisional, kecuali jika hanya untuk hiburan dan refreshing dalam dua tiga hari. Orang modern lebih suka menonton, melakoni atau mempelajari seni budaya tradisional dan menolak ikut melakoni berkehidupan tradisional. Mereka mengunduh uangnya, orang-orang tradisional menikmati cara hidupnya meski oleh orang-orang modern dianggap sengsara dan tidak sehat.

Mungkin, seratus atau dua ratus tahun lagi, cara modern era sekarang akan dianggap tradisonal oleh orang modern pada masanya.

Dj.00:13 02012023

Rabu, 21 Desember 2022

SEMUA MENUJU SURGA

Saya asumsikan surga adalah tempat semua kebahagian ada dan tersedia semua yang mendukung terciptanya kebahagiaan. Semua manusia yang normal, punya keinginan untuk hidup bahagia, karena hakikatnya, tujuan akhir manusia adalah mencapai kebahagiaan. Cara memperoleh bahagia itu yang seringkali berbenturan dengan kehidupan orang lain, fisik ataupun psikis. Karena rasa bahagia itu berbeda setiap individu.

Jika dalam memperoleh kebahagiaan, seseorang membuat orang lain tidak nyaman atau bahkan membahayakan orang lain, ini akan menumbuhkan benturan yang saling mempertahankan ego masing-masing. Maka diperlukan ruang sendiri-sendiri untuk tidak saling berbenturan supaya dalam memperoleh kebahagiaan tidak merampas kebahagiaan orang lain. Ruang-ruang ini harus disepakati bersama dan ada garis demarkasi yang tidak boleh dilanggar.

Membuat kesepakatan batas-batas garis demarkasi agar tidak saling bersinggungan, bisa menjadi titik awal perebutan ruang yang menjadi sebuah konflik yang terus menerus mencari kesepakatan yang terus menerus tak sepakat. Membuat orang lain mengerti pada posisi kita dan mengalah untuk kenyamanan kita dengan segala argumen yang dikemukakan, menjadi sebuah kesulitan jika permintaan kita mengganggu kenyamannya dan demikian juga sebaliknya. Perbedaan akan membuat ketidaknyamanan jika apa yang mereka anggap benar ternyata berseberangan dan menyinggung kenyamanan pihak lain.

Banyak orang yang mempunyai hobby yang bisa membuat orang lain di sekitar, merasa terganggu, merasa  merusak apa yang ingin di jaga atau membuat orang lain tidak nyaman. Ketidak sinkronan ini seperti ketidakmungkinan untuk saling berdekatan atau jalan bareng dalam satu kegiatan, dalam ruang dan waktu yang sama. Akan menjadi sebuah ketersinggungan lagi jika egonya saling dipertahankan dan ditunjukkan untuk membela atau menyerang. Merasa hobbynya terusik yang menyebabkan kebahagiaannya hilang, jiwa bertahannya menggugah untuk menyerang. Kebebasan cara memperoleh kebahagian menjadi terbentur dengan kebahagiaan orang lain sehingga satu sama lain merasa tidak mendapatkan kebahagiaan secara utuh. Selamanya akan terjadi seperti itu, saling menjaga perasaan dan berusaha untuk saling menghargai meski kadang harus menahan ketidaksukaan yang membuat rasa bahagia berkurang.

Sangat berbeda kondisinya jika cara memperoleh kebahagiaan bagi seseorang atau sekelompok orang dengan cara menyingkirkan dengan paksa orang-orang di sekitarnya atau di wilayah ‘kekuasaannya’. Akan dengan mudah terjadi pertempuran dan masing-masing orang atau kelompok,  menunjukkan rasa patriotsimenya karena ber-patriotisme juga sebuah kebanggaan dan juga kebahagiaan. Dalam skala besar menjadi timbul perang dengan tujuan utama menguasai kelompok lain dan menguasai kelompok lain adalah sebuah kebahagiaan.

Ketersinggungan antar orang atau kelompok dalam memperoleh kebahagiaan akan terus ada. Bahkan jika lagunya John Lennon, Imagine, terwujud pun.

Djayim, 23:40, 20.12.2022

Sabtu, 08 Oktober 2022

MEMBIAYAI PENASARAN

Rasa penasaran telah membawa umat manusia berada pada suatu masa yang tak terpikirkan oleh manusia sebelumnya dalam masa waktu tertentu. Keingintahuan itu yang kemudian manusia mencari berbagai macam cara untuk tahu dengan segala sebab musababnya. Kadang hanya ingin sekedar tahu dan merasakan, atau ingin tahu untuk juga meniru dan menemukan sensasi baru, atau ingin tahu kejadian lanjutan jika terpenuhi rasa penasaran tahap awal dan berlanjut tahap berikutnya, atau ingin tahu jika di sekarang di buat begini apa yang akan terjadi di kemudian hari.

Berbagai eksperimen dilakukan. Bahkan berdalih untuk kelanjutan kehidupan manusia di masa depan dengan mencari wahana baru untuk manusia berkehidupan dan beranak pinak selain di planet bumi. Benarkah ada yang benar-benar pure peduli akan kehidupan umat manusia pada 1.000 tahun yang akan datang? Atau sekedar mencari sensasi sekaligus membayar rasa penasaran? Apakah kehidupan manusia yang sekarang ini, ribuan tahun yang lalu dianggap mustahil?

100 tahun yang lalu sepertinya tidak ada orang yang mengira kalau arus informasi dengan berbagai media seperti sekarang ini. Tahun 80an, nonton tivi hitam putih pun sebuah hiburan istimewa yang kita selalu terkagum-kagum dengan gambar bergerak yang barengi suara. Di pedesaan, hanya ada satu dua yang punya dan itu akan menunjukkan status sosial yang tinggi. Awal tahun 2000an, handphone mulai popular menggantikan pesawat telepon dengan jaringan kabel. Dengan kemampuan yang minim dibanding dengan handphone sekarang, harganya membuat tidak semua orang mampu membeli dan membiayai. Rasa penasaran terus memprovokasi manusia untuk terus menciptakan sesuatu yang baru dan bisa dijangkau oleh banyak orang. Kaum bisnis memanfaatkan sesuatu yang baru supaya dapat menghasilkan uang dan sebagian uang keuntungannya diinvestasikan untuk membiayai rasa penasaran manusia dengan disiasati supaya menghasilkan uang. Begitu seterusnya.

Coba telusuri lagi di google, berapa biaya wisata antariksa dan siapa saja orang super kaya yang sudah merasakan dan berapa orang yang sudah mengantri untuk sekedar ingin memenuhi rasa penasaran terbang keluar angkasa diluar angkasa yang biasa. Jika sempat, hitung biaya per detiknya. Ada lagi membiayai rasa penasaran untuk menemukan atau membuat alat baru untuk mempermudah pola kehidupan manusia yang ujung-ujungnya supaya mendapatkan uang lebih banyak lagi jika alat baru tersebut diproduksi. Alat baru untuk memanjakan manusia terus diciptakan. Manusia menuju kearah dimana semua akan melayani hanya dengan memencet tombol atau simbol-simbol atau dengan suara untuk menggerakan mesin sesuai keinginan manusia supaya semua kebutuhannya terlayani.

Rasa penasaran akan terus ‘menggerakkan’ manusia menuju sesuatu yang sekarang dianggap mustahil menjadi sesuatu yang biasa di masa yang akan datang, entah hitungan satuan waktu yang ke berapa. Mengeluarkan banyak biaya hanya untuk sesuatu yang menurut orang lain sangat tidak perlu. Berwisata ke suatu tempat dengan biaya mahal, itu hanya untuk memenuhi hasrat ingin melihat dan merasakan karena dipengaruhi oleh orang lain lewat media komunikasi yang semakin mudah di akses dan terus menerus merayu. Bagi orang yang setiap hari hidup di situ, segala yang dianggap keindahan bagi orang yang baru datang, adalah sesuatu yang biasa saja dan membosankan. Begitu juga arus barang melewati laut dan udara dari suatu tempat ke tempat lain yang berbeda budaya dan negara untuk memenuhi rasa penasaran orang di lain tempat, yang sebenarnya tanpa barang baru pun manusia dapat hidup dan beranak pinak.

Membiayai rasa penasaran itu mahal, dan manusia tanpa rasa penasaran akan stagnan dan datar.

08102022 05:57