Label

Jumat, 23 Februari 2024

JOKOWI MASIH MENANG

Kemenangan Prabowo – Gibran dengan perolehan suara sampai 58% dari hasil quick count seperti sudah menjadi hasil final kalau paslon Prabowo – Gibran akan menjadi presiden dan wakil presiden periode 2024 -2029, meski masih ada upaya dari dua kubu yang kalah untuk menghambat jalannya. Pemilu-pemilu sebelumnya, belum pernah gugatan dari kubu yang kalah membuat calon presiden dengan perolehan suara terbanyak gagal dilantik menjadi presiden.

Komunikasi politik yang kami baca di luar dari berbagai berita, sepertinya berbeda dengan komunikasi dan pertemuan para elite politik. Mereka bisa melihat kebawah pergerakan dan kecenderungan para voter terhadap kemungkinan-kemungkinan kedepan jika memilih berkeputusan dari alternatif-alternatif yang mereka ciptakan. Keputusan dengan berbagai pertimbangan untuk memanfaatkan dan mempertahankan kekuasaan. Pergerakan-pergerakan politik selalu menciptakan kejutan-kejutan baru. Para pengamat politik sering tidak tepat membaca dan terkecoh. Pengamatannya menjadi subyektif dan seperti terbit dari perspektifnya dengan latar belakang dan kepentingannya.

Dengan Prabowo memilih Gibran menjadi cawapresnya, banyak yang mengira Gibran justru akan menjadi beban dalam penjaringan suara. Keraguan ini bukan tak berdasar. Cara Gibran lolos syarat menjadi cawapres yang melalui Mahkamah Konstitusi di nilai cacat etika hukum dan keraguan kapabilitas untuk mengemban amanah terbesar kedua di Negara Indonesia, sebagai alasan meragukannya. Ternyata, bukan dari sisi itu sosok Gibran untuk mendulang suara. Dari sisi anak kandung Jokowi dan usia muda yang membuat para pemilik suara berbondong-bondong memilihnya. Cacat etika hukum dan keraguan kapabel hanya berpengaruh sedikit dan terlindas oleh kekuatan Jokowi. Prabowo menyadari kekuatan Jokowi yang sulit di lawan. Meminta bantuannya adalah cara terbaik untuk mengusungnya duduk di kursi keprisedenan.

Dari kabar tentang Jokowi yang menginginkan jabatannya menjadi tiga periode yang mendapat penolakan dari banyak pihak dan lobi politiknya tak berhasil, Ia berhasil meneruskan kekuasannya melalui Gibran. Tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi yang berada di kisaran 80 prosen dan dianggap orang baik bagi pendukungnya, di manfaatkan dengan sempurna oleh Jokowi. Bantuan-bantuan sosial di gelontorkan untuk memperoleh simpati rakyat. Meski lawan politiknya berteriak-teriak bahwa itu bantuan pemerintah yang tidak ada sangkut pautnya dengan paslon Prabowo-Gibran, nyatanya rakyat ingin membalas kebaikan pemerintah yang Presiden-nya Jokowi dengan memilih Gibran. Dan, banyak juga pemilih muda yang menginginkan orang muda bisa mulai menjadi pemimpin di negaranya.

Jokowi masih menang, masih kuat dan berkibar di Indonesia. Ia menunjukkan, kalau kemenangannya dalam pilpres 2014 dan 2019, bukan karena PDIP, partai pengusungnya, tetapi karena sosoknya yang mampu mebuat sebagian besar rakyat Indonesia memilihnya untuk menjadi Presiden. Apakah Gibran kedepannya akan bisa seperti ayahnya?

10:02 230224

 

Jumat, 16 Februari 2024

PRABOWO PRESIDEN BARU

Berdasarkan rekapitulasi quick count dari berbagai lembaga survey, Pasangan Prabowo – Gibran bisa menang satu putaran. Kredibilitas lembaga survey yang sebelumnya diragukan oleh kubu politik yang tidak diuntungkan, terbukti obyketif. Bahkan voter yang netral masuk ke Prabowo – Gibran, sehingga saat ini: 08:00 16 Februari 2024, data quick count yang beredar Prabowo – Gibral memperoleh suara 58% dengan suara masuk 98%. Perjuangan Prabowo untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia berhasil. Tinggal nunggu pengesahan perolehan suara dari KPU, menyelesaikan proses-proses gugatan pemilu yang biasanya tidak berpengaruh dan pelantikan. Setelah sebelumnya berkali-kali gagal, sekarang Ia membuktikan sebagai sosok pejuang yang pantang menyerah.

Jelang Pilpres 2004 Prabowo maju dalam konvensi calon presiden Partai Golkar. Namun, Prabowo kalah dan konvensi dimenangkan oleh Wiranto yang berpasangan dengan Salahudin Wahid. Pilpres 2004 dimenangkan oleh SBY – Yusuf Kalla. Tahun 2009 sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati Sukarno Putri, kalah oleh SBY, 2014 sebagai calon Presiden berpasangan dengan Hatta Rajasa kalah oleh Joko Widodo – Yusuf Kalla, 2019 sebagai calon Presiden berpasangan dengan Sandiaga Uno kalah oleh Joko Widod – Ma’ruf Amin. Dan, tahun 2024, dengan menggandeng Gibran yang anak sulung Presiden Joko Widodo, keinginannya untuk menjadi Presiden Republik Indonesia terwujud. Keputusannya bergabung dengan kabinet Jokowi sebagai Mentri Pertahanan, menjadi jalan yang dirintis menuju kursi presiden.

Politik itu soal menang kalah. Etika dalam proses berpolitik sebagai trik atau cara untuk mendapatkan legalitas hukum atau untuk memperoleh dukungan sering ditabrak oleh kubu atau partai politik manapun. Kubu yang tidak diuntungkan akan protes, mempermasalahkan hal-hal yang menurutnya tidak etis. Ini juga dalam upaya untuk menggeser dukungan untuk beralih padanya. Segala cara dan upaya akan dilakukan untuk menang. Dan apapun prosesnya, yang menang akan berkuasa dan menjadi pengatur pemerintahan untuk lima tahun ke depan.

Setelah dilantik menjadi Presiden, Prabowo akan membangun pemerintahannya sesuai dengan kepentingannya. Jokowi yang menyodorkan anaknya menjadi wakil presiden, juga punya kepentingan untuk dinasti politiknya. Orang-orang dekatnya yang telah membantu dalam keseluruhan proses pemilu akan mendapat balas budi, diposisikan pada itempat-tempat yang sesuai dengan bangunan politiknya. Dan nepotisme yang pada tahun 1998 digunakan sebagai salah satu senjata untuk melengserkan Presiden Soeharto, selalu tak bisa dihapus. Selalu begitu dari pemilu ke pemilu. Hal yang manusiawi bagi orang yang tidak berambisi dengan politik, lain halnya bagi orang yang merasa tidak diuntungkan atau sebagai lawan politik.

Prabowo akan menjadi Presiden ke 8. Jika tahun 2029 masih memungkinkan, sepertinya Ia akan maju lagi mencalonkan diri menjadi presiden. Selamat Pak Prabowo. Semangatmu luar biasa untuk menjadi Presiden Republik Indonesia. Salam hormat.

Djayim, 08:27 16022024

Rabu, 14 Februari 2024

HEBATNYA JOKOWI

Hasil quick count pada jam 22:50 tanggal 14 Februari 2024, pasangan Prabowo Gibran unggul dengan perolehan suara berkisar 58%, Anis – Muhaimin 25% dan Ganjar – Mahfud 16%. Banyak pihak yang meragukan paslon nomor urut 02 bisa menang satu putaran. Jika merujuk hasil quick count, hampir bisa dipastikan Prabowo – Gibran bisa menang satu putaran.

Pemilihan Gibran oleh Prabowo atau koalisinya, pasti memperhitungkan pengaruh Jokowi untuk menjaring suara. Faktor Gibran-nya jika tidak bukan anaknya Jokowi, bisa jadi malah menjadi beban bagi Prabowo dan jika bukan anaknya Jokowi yang sedang menjabat presiden, bisa dipastikan tidak masuk nominasi untuk dipilih menjadi calon wakil presdien. Ada pertimbangan pengaruh Jokowi yang sedang menjabat Presiden untuk bisa memanfaatkan posisinya, dan Jokowi memanfaatkannya dengan cermat dan terkordinir sampai pada rakyat yang punya hak suara. Suara yang nilainya sama, apapun dan bagaimanapun.

Bagi sebagian orang bisa saja menganggap bansos dan sejenisnya adalah bantuan dari pemerintah dan tidak perlu berhutang budi untuk mendukung paslon yang didukung Presiden Jokowi. Tapi bagi kebanyakan orang, berbalas budi adalah cara terbaik kepada orang yang telah memberi.  Pada struktur pemerintahan, kubu 02 memanfaatkan posisi Jokowi untuk menekan pejabat-pejabat di bawahnya untuk berupaya memenangkan. Cara-cara itu memang terselubung dan memang harus terbungkus rapi. Dimaklumi, siapapun yang sedang berkuasa pasti akan memanfaatkan posisinya untuk memenangkan kubunya. Biasanya kubu yang kalah akan menuduh kubu yang menang berlaku curang dalam proses pemilu. Dan ini dimanfaatkannya sehingga tercapai apa yang menjadi tujuannya.

Pengaruh Jokowi sebagai person, pun memang sangat besar. PDIP pun dua kali menang pilpres ketika Capresnya Jokowi. Mungkin PDIP memganggap menangnya Jokowi di pilpres tahun 2014 dan 2019 karena solid dan kuatnya partai, sehingga dalam pemilu kali ini sesumbar akan menang hattrick. Nyatanya, begitu ditinggal Jokowi, paslon Capres-Cawapres yang diusung PDIP berada diurutan ke tiga dengan perolehan suara di bawah 20% (hasil quick count).

Jokowi memang hebat. Ia bisa mengambil langkah-langkah yang tak terduga karena sebelumnya ditutupi dengan cara-caranya berkomunikasi denga publik. Membangun dinasti politiknya dengan memanfaatkan momen yang tepat. Presiden-presiden sebelumnya kalah hebat cara membangun dinasti politiknya.

Membangun dinasti politik memang sepertinya hal yang tidak baik untuk demokrasi. Tapi, tak bisa dipungkiri, kebanyakan para politikus berusaha untuk membangun dinasti politik supaya posisinya kuat untuk terus memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan. Dan Jokowi memanfaatkan posisinya dengan baik sehingga Gibran bisa naik panggung sebagai wakil Presiden untuk meneruskan kekuasaannya.

Bagi pendukungnya, Jokowi hebat. Bagi lawan politiknya, Jokowi berlaku curang untuk memenangkan anaknya, Gibran. Dan, politik itu memang begitu. Apapun dilakukan untuk memperoleh, mempertahankan dan memanfaatkan kekuasaan.

19:29 14022024

LEMBAGA SURVEY

Hari ini, Rabu legi, 14 Februari 2024, Negara Kesatuan Republik Indonesia melaksanakan hajat besar pemilihan umum Presiden dan Legislatif. Ada tiga pasangan calon presiden; Anis – Muhaimin, Prabowo – Gibran, Ganjar – Mahfud. Di legislatif ada DPRD II, DPRD I, DPR Pusat dan DPD. Untuk legislatif tak banyak atau tak menjadi berita, lembaga survey yang mengumumkan hasil surveynya. Survey yang ramai dan menjadi bahan perbincangan; tentang paslon presiden.

Ada banyak lembaga survey yang merilis hasil surveynya dihari-hari akhir menjelang pemilihan dilaksanakan. Kebanyakan lembaga survey mengunggulkan Prabowo – Gibran, dan mereka sebagian mengatakan Prabowo – Gibran akan unggul lebih dari 50% pada putaran pertama dan menang satu putaran dengan syarat dan ketentuan yang ada. Hasil survey yang dirilis di media massa tak serta merta dipercayai. Banyak yang menduga, lembaga survey sebagai bagian dari tim kampanye untuk memproganda calon pemilih, dan menganggap hasilnya sebagai pesanan, tidak sesuai realita di lapangan.

Hasil survey pemilihan presiden selalu ramai saat menjelang pemilu. Bahkan dua tahun sebelum pemilu pun ada survey yang mereka-reka, siapa calon presiden yang akan dipilih saat pemilu nanti. Banyak yang tidak peduli, tapi tak ada sesuatu kegiatan tanpa tujuan. Survey jauh-jauh hari pasti ada tujuan atau ada pesanan untuk mengetahui peta dan jalan politik mana yang harus dipilih bagi para politikus. Membangun relasi, menentukan harus berkumpul dengan siapa saja pada pemilu yang masih jauh itu. Kerjaan para pekerja politik memang begitu, membangun relasi, berusaha memperoleh kekuasaan, mempertahankan kekuasaan dan memanfaatkan kekuasaan. Membangun sebuah kelompok yang solid dan terjaga, harus selalu penuh perhatian dan mengikuti arus para pemilih yang akan dibutuhkan saat pemilu.

Meskipun banyak yang meragukan hasil survey, tetap saja survey dibutuhkan dan selalu akan muncul saat pemilu. Nanti sore, saat quick count sudah mulai muncul, kredibiltas lembaga survey akan terbukti. Apakah survey itu pesanan dari paslon atau memang benar-benar obyektif. Jika survey itu obyektif, siapa yang membiaya pelaksanaan kegiatan survey yang memerlukan biaya tidak sedikit.  Survey menjadi bagian dari kegiatan politik.

06:33 14022024