Bagi para pecinta sepak bola Indonesia, keberhasilan Persib
menjuarai ISL 2014 pasti sudah mengetahuinya. Kompetisi sepak bola tertinggi di
ranah persepakbolaan Indonesia diakhiri dengan indah oleh Persib setelah
melawan Persipura, sang juara bertahan, melalui adu pinalti setelah melewati
perpanjangan waktu hasilnya masih imbang 2-2. Sembilan belas tahun menanti,
akhirnya penantian itu terbayarkan. Terakhir sebelumnya Persib menjurai Liga
Perserikatan di tahun 1995.
Ini hasil akhir dari Kompetisi sepak bola di Indonesia yang
berlabel ISL (Indonesia Super League) dan Persib menjadi kampium. Sepak bola
telah menjadi olahraga yang paling banyak peminatnya. Kesukaan pada sepakbola
menjadikan begitu banyak orang yang mengorbankan harta, pikiran dan waktu demi
untuk menonton sepak bola, terlebih jika yang sedang bertanding klub
kebanggannya. Dalam sepakbola bukan hanya 22 pemain, tiga wasit, pelatih,
panitia pertandingan dan beberpa anak gawang, banyak sekali orang yang terlibat
persepakbolaan, baik yang terlibat aktif atau terlibat pasif.
Ketenaran sepakbola bisa sekali mengangkat nama seseorang
menjadi melambung tinggi, terkenal ke seluruh jagat raya sepakbola, terkenal dari
anak-anak dipegunungan sampai kakek-kakek di pinggir pantai di daerah
terpencil. Dan Persib telah berhasil membuat bangga para bebotohnya. Serta merta kegembiraan itu ditampung dalam sebuah
suasana yang disebut pesta. Piala simbol kemenangan itu diarak keliling kota
Bandung untuk menggugah rasa kebanggaan dan patriotik dari dada para penggila
bola.
Dan, Ridwan Kamil ada diantara kegembiraan mereka, menjadi
bagian penting dari sebuah klub sepak bola yang dinamai Persib. Sebuah keberuntungan
baginya, kemenangan Persib pas ketiak Ia sedang menjabat sebagai walikota
dengan menyandang nama harum sebagai walikota yang baik. Seluruh mata Indonesia
tentu mengarah ke sana, bagaimana sang walikota Bandung itu mencukur gundul
kepalanya sebagai nazar jika Persib menang. Nazarnya seorang walikota sekaliber
Ridwan Kamil tentu sangat berbeda dengan nazarnya orang biasa saja.
Jika Ridwan Kamil mau berada dalam politik terus dengan ‘kondisi’
seperti sekarang ini, Ia bisa menjadi seperti Jokowi yang dengan sangat baik
memanfaatkan momen untuk mengkampanyekan dirinya. Jika Jokowi terkenal lewat
mobil SMK, maka Ridwan Kamil bisa lebih mempopulerkan diri lewat sepakbola. Apalagi
Ia menjabat 2013-2018, yang artinya setahun sebelum Jokowi turun, Ia bisa
bersiap diri. Jadi, lewat sepak bola Ridwan
Kamil bisa menjadi RI 1 2019-2024. Kita tunggu..