Label

Rabu, 27 Desember 2023

kaget

 

wektu ana wong ngrasani wong lia, “ih, wong jere kaya kae..”

nyong kaget, nyong ge tau kaya kaewong

kaya sing de rasani

kaya sing ngrasani

wektu nyong ngrungu wong lagi ngala-ala wong lia

nyong kaget, nyong ge tau kaya kaewong

kaya sing de rasani

kaya sing ngrasani

nyong kaget.

wong tah kaya kue yoh.

 

23:15 27.12.2023

SEJARAH

Sejarah itu sesuatu yang telah terjadi. Sebuah peristiwa yang baru saja terjadi telah langsung masuk pada ruangan yang disebut sejarah. Apakah peristiwa itu akan menjadi sebuah sejarah yang banyak diingat di kemudian hari, tergantung pada tokoh atau ‘orang besar’ yang bisa menjadikan sebuah peristiwa menjadi catatan sejarah atau tidak. Ada banyak sekali sejarah yang dicatat dan diingat oleh manusia. Banyak orang yang menyukai sejarah sesuai dengan kecenderungan minat yang berbeda-beda. Dari masa ke masa ada masa kejayaan suatu kaum, dinasty, golongan, Kerajaan, negara, suku, adat, kelompok orang, yang mendominasi suatu keadaan yang kemudian digantikan oleh kekuatan lain dan menjadi beralihnya kejayaan pada sebuah subyek. Sebuah peristiwa besar bagi seseorang atau bagi sebuah kelompok akan hilang dari sejarah jika tidak ada tokoh yang bisa membuatnya menjadi sejarah yang perlu dicatat dan diingat. Ia hanya akan menjadi sejarah bagi kelompoknya, dicatat dan diingat dalam ruangan romantisme, untuk kemudian hilang perlahan pada generasi berikutnya karena rasa romantisme itu sudah tak berasa berpengaruh.

Sejarah berkaitan erat dengan manusia. Selain manusia tak ada sejarah yang bisa didengarkan atau dibaca. Sesuatu yang terjadi dengan binatang dan peristiwa alam akan menjadi sejarah jika manusia mencatatnya, mengingatnya dan menjadikan peristiwa yang terkait dengan binatang dan alam itu menjadi bagian dari sejarah, peradaban dan merasa berpengaruh atau dikaitkan dengan ‘perjalanan’ manusia. Manusialah yang punya peran tunggal apakah sesuatu peristiwa masuk dalam catatan sejarah untuk diwariskan pada anak cucunya atau tidak. Jika manusia merasa sebuah peristiwa adalah sesuatu yang biasa-biasa saja dan sama sekali tak layak masuk pada ruang sejarah, maka peristiwa itu lewat begitu saja seperti angin yang tak menimbulkan apa-apa pada ruang yang dilewatinya.

Sejarah dicatat dan diingat untuk dipelajari. Jika sejarah ditiru kejadiannya pada saat berbeda masa, hasil meniru tidak sama dengan hasil kejadian pada saat peristiwa bersejarah itu terjadi. Perbedaan waktu, ruang, pelaku dan rasa, sudah sangat lain ditambah lagi dengan peristiwa-peristiwa di kanan kiri yang mempengaruhi cara pandang manusia terhadap sesuatu obyek peristiwa.

Sesorang yang sukses memimpin sebuah negara, oragnisasi atau kelompok di masa lalu, jika caranya diterapkan pada masa sekarang, pasti hasilnya akan berbeda. Waktu dan pengetahuan yang terus berebut masuk dalam pemikiran manusia membuat jalan baru pengetahuan manusia. Banyaknya perbandingan, informasi, perspektif dan ego berpikir setiap manusia dalam perjalanan manusia, mengharuskan orang selalu beradaptasi jika ingin menguasai sesuatu di masanya.

Seorang diktator pada masa lalu dan Ia bisa bertahan lama dalam memegang kekuasaannya, karena pada masa itu, di wilayah itu, cara diktatorlah yang bisa membuat seorang menjadi penguasa. Jika kemudian diktator itu tumbang, karena cara itu sudah tidak cocok dan akan digantikan oleh sistem lain yang dianggap lebih baik dari sistem sebelumnya. Dan sistem yang dianggap lebih baik itu akan digantikan lagi oleh sistem lain yang dianggap lebih baik bagi generasi selanjutnya.

Romantisme Budaya.

Sebagian orang masih bangga dengan mempertahankan budaya kuno atau sistem kuno yang dianggap masih relevan dengan masa sekarang dan berusaha dilestarikan dan dipertahankan sebagai warisan budaya. Mereka merasa ketakutan jika cara kuno yang masih ada sekarang akan musnah dan generasi berikutnya tidak mengalami sistem tersebut. Padahal, generasi berikutnya belum tentu merasa perlu untuk mempertahankan sistem itu, karena di masa yang akan datang, pasti muncul lagi sesuatu yang baru dan menjadi kebanggan bagi generasinya. Merasa sebagai temuan baru untuk membuat perkumpulan manusia menjadi lebih baik dari sebelumnya. Akan selalu ada manusia yang berusaha untuk memperbaiki kehidupan manusia, dan Ia menjadi pahlawan di masanya. Kecenderungan manusia untuk menemukan sesuatu yang baru, membuat sesuatu yang dianggap lama akan tergeser dan tinggal di catatan arsip sejarah.

Pemerhati budaya berusaha mempertahankan budaya-budaya yang sudah dianggap kuno supaya tidak punah, sedang si pemerhati sendiri tidak mau hidup dengan cara kuno. Ia hanya ingin orang lain menjadi pelaku budaya kuno, untuk diperhatian, dicatat dan disampaikan pada orang lain bahwa masih ada orang-orang berkehidupan dengan tata cara budaya kuno yang harus tetap lestari dan tak boleh punah. Ia lupa kalau Ia sangat kagum ketika membaca sejarah tentang seseorang tokoh yang telah mengentaskan kaumnya dari cara-cara kuno ke cara-cara yang dianggap modern dan membuat manusia lebih maju.

Sejarah itu sebuah catatan, sebagai wadah orang untuk berandai-andai, membayangkan, mengira-ira, mengaitkan satu peristiwa dengan peristiwa lain dan dicatat sebagai temuan baru tentang masa lalu dengan alat hasil teknologi terkini yang disepakati bisa dipercaya.

Seorang yang sangat tidak peduli dengan sejarah, pun tetap bisa menjalani hidup seperti kebanyakan orang. Sejarah berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadapa seseorang, tergantung cara pandang dan penyikapannya terhadap peristiwa yang disebut sejarah itu. Sejarah itu..

Tlaga, 22:39 27.12.2023

Minggu, 10 Desember 2023

MEMILIH CAPRES DENGAN PERTIMBANGAN CAWAPRES (II)

Saya membayangkan Mahfud MD menjadi cawapresnya Prabowo, karena ada keinginan Prabowo yang sudah satu kali me-ncawapres dan dua kali nyapres selalu kalah, kali ini mendapat suara yang signifikan dan setidaknya masuk babak kedua jika dua putaran. Ada semacam rasa kasihan juga, disamping Ia lebih baik dari yang satunya. Anis menurut saya lebih bagus dari penyampaian ide-ide dan cara bicaranya yang runtut, cerdas membius. Jika karena Mahfud sudah terlebih dahulu digaet Ganjar, ada Ridwan Kamil yang menjual. Tapi, ternyata dua-duanya tak dipilih oleh Prabowo dengan pertimbangan dan berharap nama besar Jokowi bisa meraup suara lewat Gibran yang disandingkan dengan berbagai cara.

Dari ketiga Cawapres, Mahfud MD paling mendapat perhatian dan paling layak menjadi pejabat nomor dua se-Indonesia. Bukan merendahkan yang lain, jika kita harus merangking dan rangkingnya tidak boleh sama, pasti ada nomor satu sampai tiga. Mahfud ikut mendongkrak suara Ganjar dalam kontestasi Pilpres 2024. Ganjar tidak lebih besar dari PDIP, dan Mahfud akan menambah suara PDIP yang pada pemilu tahun 2019, PDIP memperoleh suara 19,33%. Lumbung suara Mahfud di Jawa Timur, berkurang oleh loyalis PKB yang bergerak memilih dan mengusung Muhaimin Iskandar. Mahmud MD punya fans tersendiri bagi rakyat Indonesia hasil dari keberaniannya membuka kasus-kasus besar yang terkesan ditutupi oleh kepentingan politis. Keputusan kubu Ganjar memilih Mahfud pasti dengan perhitungan akan menyumbang suara yang banyak untuk menopang pendukung Ganjar yang tidak lebih besar dari Jokowi.

Suatu keheranan ketika Gibran disodorkan dan diterima oleh Prabowo untuk menjadi Cawapresnya. Elektabilitas Gibran kalau tanpa cawe-cawe bapaknya sangat rendah. Kalau kubu Prabowo memilihnya untuk menjadi cawapresnya, karena ada celah lain atau ada alat untuk dimanfaatkan supaya bisa meraup suara untuk memenangkan pemilu. Apakah “alat” yang akan digunakan, baik secara etika politik atau tidak, kemenangan dalam pemilu adalah segalanya dan melupakan cara-cara baik atau etika baik dalam bermain. Beretika politik baik dalam pemilu, kalau kalah tetap saja tidak bisa memegang tampuk kekuasaan.

Ketika ada survey politik yang hasilnya Gibran menyumbang suara paling banyak diantara cawpres yang lain, menjadi sebuah keheranan yang memunculkan rasa ketidakakuratan survey tersebut. Apakah survey itu juga salah satu alat untuk mendulang suara agar mendukung alat lain yang terus bergerak saling melengkapi. Mereka menyusunnya supaya ada keterkaitan antar komponen mesin pendulang suara.

Pola pikir rakyat yang punya hak pilih di tahun 2024 dengan pemilih di pemilu 2019 sudah bergeser sedikit. Para loyalis partai yang tutup mata tutup telinga terhadap masukan lain sudah berkurang. Para pemilih obyektif bertambah. Kita akan lihat bagaimana para kontestan pemilu memanfaatkan semua potensi yang ada untuk memperoleh kekuasaan, memanfaatkan kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan.

Betapa nikmatnya kekuasaan, dan begitu banyak berebut.

Djayim, 01:41 10.12.2023

Selasa, 05 Desember 2023

MEMILIH CAPRES DENGAN PERTIMBANGAN CAWAPRES (I)

Memilih seseorang dalam politik itu subyektif. Se-obyektif apapun, bagi yang tidak sama pilihannya, akan disebut tidak obyektif, tak berdasar dan pasti dituduh subyektif. Dalam memilih atau dukung mendukung semua punya argumen yang diyakininya sangat tepat dan yang membantah argumennya dianggap tidak tepat, dianggap tidak fair dan dianggap tidak mengakui fakta yang ada atau fakta yang disuguhkan.  

Pada pemilu tahun 2024, calon presiden pasti memilih calon wakilnya dengan banyak pertimbangan untuk mendongkrak suaranya. Banyak pembantunya dimintai pertimbangan dengan berbagai kriteria dengan tujuan bisa menambah suara dari sudut-sudut yang tak bisa dijamah capres. Pertimbangan politik bisa membuat pilihan calon wakil presiden menjadi lebih sempit pemilihannya. Faktor kehendak partai lain dalam koalisi tidak bisa serta merta ditolak sang capres meski Ia merasa kurang cocok dan punya pilihan lain yang dirasanya lebih pas. Partai lain dalam lingkaran koalisi punya pertimbangan lain untuk memuluskan jalan politiknya yang terus dirawat dan dibangun supaya kekuasaan selalu tak lepas dari tangannya.

Pernah saya baca tentang calon wakil presiden, Gibran,  yang mendongkrak elektabilitas Prabowo sehingga menjadi semakin kuat dan meyakinkan. Saya tidak menelisik latar belakang orang yang menyatakan begitu. Apakah untuk meyakinkan pendukung Prabowo yang malah menjadi ragu karena berpasangan dengan Gibran, atau itu sebuah hal yang obyektif di lapangan. Jika benar mendongkrak suara, ada sesuatu ‘alat’ lain untuk meraup suara. Alat yang dipegang oleh yang punya penguasa.

Beberapa orang yang sempat saya dengar ngobrol ngalor ngidul tentang pilpres, tidak sedikit yang kecewa karena Prabowo memilih Gibran sebagai calon wakil presiden-nya. Rasanya seperti tidak ada pilihan lain jika beralasan memilih dari kelompok orang muda yang berpotensi. Menyodorkannya seperti melukai pikiran dan angan-angan tentang Indonesia. Gaya komunikasi Gibran dan cara menjawab pertanyaan, membuat banyak orang menjadi tidak yakin bisa menjabat sebuah jabatan nomor dua di negara besar Indonesia. Banyak anak muda berpotensi dan berprestasi yang lebih meyakinkan, tetapi tidak punya akses masuk untuk disodorkan sebagai calon yang bisa dipilih dalam konstelasi politik. Akses itu dibatasi oleh orang yang berhak menentukan dalam kesepakatan-kesepakatan untuk menguntungkan kelompoknya. Akses yang dibuka itu, lewat putusan MK, seperti dikhususkan untuk Gibran dan pendukung Prabowo-Gibran pasti tidak setuju dengan sebutan itu.

Hal mudah sebenarnya jika kita tidak cocok dengan pasangan Capres dan Cawapres yang disodorkan untuk dipilih oleh koalisi partai. Jangan dipilih. Dan, tidak perlu khawatir jika calon yang kita tidak suka ternyata memenangkan pemilihan. Karena pasangan yang menang pasti pemilihnya lebih banyak dari yang kalah, kecuali jika ada cara-cara curang untuk memenangkan pasangan tertentu. Kekhawatiran itu yang membuat seolah jika yang kita tidak suka ternyata jadi, negara menjadi amburadul. Negara dengan pemerintahannya akan tetap berjalan dan tidak bisa dibandingkan jika yang terpilih pasangan lain, karena tidak bisa sebuah perbandingan pemerintahan pada waktu yang berbeda.

Seseorang yang duduk di kursi kekuasaan, akan didatangi dan dikerumuni oleh orang-oramg pintar mengharap jadi pembantunya. Pemegang kekuasaan tinggal memilih para pembantunya dengan pertimbangan politis, pertimbangan perkawanan, pertimbangan dukungan dan pertimbangan loyalitas untuk mempertahankan kekuasaanya. Para penasehat berdatangan membisiki kebijakan-kebijakan, keputusan-keputusan dan langkah-langkah memanfaatkan kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan.

Kemudian rakyat sibuk mencari makan dan uang.

Djayim, 22:57 05.12.2023