Label

Senin, 06 Maret 2017

alergi saja

Sepakbola Indonesia sudah lumayan untuk ditonton, dan saya sudah bisa menikmatinya. Tapi jika harus berebut chanel dengan anak dan istri (karena hanya punya satu tivi), sering saya yang harus mengalah, karena harus menang dengan anakku yang perempuan yang tentu seide dengan ibunya pasti sesuatu yang wagu dan nggak patut didengar. Hal yang paling saya dongkol, bukan karena saya nggak bisa nonton sepakbola-nya, tapi apa yang ada di tivi yang ditonton itu sebuah tayangan sinetron yang menurutku sangat tidak bermutu, mudah ditebak jalan ceritanya, suka ngomong dalam hati yang terdengar keras, over dramatisir, mengeksploitasi kecurangan dan kebencian, ketidakberdayaan si lakon dan cerita yang mengular tak patut di ingat.

Sedemikian berkorbannya kah para pekerja seni pembuat sinetron itu melepas idealis seninya demi untuk mendapat job dan uang? Saya sangat yakin, mereka yang terlibat dalam pembuatan sinetron itu past orang-orang yang berkesenian tinggi, orang yang punya cita rasa seni dan sangat mengerti tentang seni yang terangkum dalam sebuah tayangan. Sering sekali saya merasa kecewa dengan tontonan itu meski saya tahu kecewanya saya tak ada pengaruhnya sama sekali terhadap segala apa yang ditayangkan di tivi, terutama sinetron. Meski mungkin saya juga nggak bisa bikin sinetron yang baik, dan hanya sekedar merasa kecewa kenapa terus menerus begitu dari dulu.

Para pemain sinetron itu kemudian ditayangkan dalam tayangan gosip dengan berbagai judul acara, yang intinya menceritakan hal remeh temeh para artis sinetron yang sepertinya di bikin sesuatu yang khalayak ramai perlu tahu dan lihat. Bumbu-bumbu berita yang tak mutu, tak malu untuk ditayangkan berulang-ulang dengan nada-nada yang didramatisir, disangkut-pautkan, disambung-sambungkan.

Dan yang membuat saya tak habis pikir lagi, sinetron macam begituan tetap saja ada penontonnya dan ada saja iklannya yang berderet-berderet berjubel. Iklan-iklan yang membodohi dan mengajak ber-konsumerisme tinggi. Sebuah tayangan di prime time tentu karena banyak orang yang menonton. Hasil surveynya membuat produser tivi berani memasang di situ.


Alergi saja, jika mendengar musik background sinetron sudah pengin melempar dengan botol, bruakkk...!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar