POSTING PENGINGAT DIRI
“Pernah baca postingan di medsos ber label pengingat diri?” “Sering.” “Bagaimana?” “Agak heran juga. Judulnya pengingat diri, kenapa orang lain dikasih tau.” “Apanya yang heran?” “Menurut saya, pengingat diri itu nggak perlu di share ke grup atau medsos. Itu menurut saya. Lha wong pengingat diri kenapa merasa perlu orang lain perlu tahu. Kadang tampak sok tahu, sok bijak juga; ‘jangan begini, jangan begitu, mari begini mari begitu, mari ikhlas nggak usah ria, mari saling menjaga hati, dsb. Kalau memang pengingat diri beneran, simpan saja di HPnya sendiri, atau di tulis di tembok atau tulis di kertas, ditempelkan di tembok.” “Dan, itu masalah buat kamu?” “Nggak juga si… Cuma, rasanya ada orang tertentu yang lagi diserang dan bersembunyi pada dinding ‘pengingat diri’. Menurut saya seperti munafik gitu. Kalau mau nyerang atau nyrempet, ngomong aja langsung, DM, japri gitu lho… Kalau posting pengingat diri kan bisa banyak orang yang merasa tersinggung, orang-orang yang...