Label

Selasa, 25 Agustus 2020

TERTAWA.

Pernah melihat orang tertawa sampai terpingkal-pingkal sampai berguling-guling? Pernah melihat atau mendengar orang tertawa padahal menurut kita sebagai hal yang biasa dan tidak lucu? Tertawa Sinis? Tertawa menertawai?

Tertawa itu lahir karena sesuatu yang di dengar atau di lihat tak terduga dari apa yang dipikirkan. Ada daya kejut tersebab apa yang didengar atau dilihat tidak seperti kebanyakan yang terjadi sehingga memunculkan kegelian dalam pikiran, maka lahirlah tawa sebagai ekspresi tubuh. Itu tertawa yang lahir karena sebuah kelucuan yang disengaja dan direncanakan ataupun kelucuan yang tiba-tiba hadir tak terduga. Keberbedaan sangka menjadikan terkejut pikir yang menjadikan tertawa.

Bagi sebagian orang, sebuah kelucuan bisa dianggap tidak lucu, sebagian yang lain bisa menganggap sangat lucu. Latar belakang budaya, wawasan, perspektif ilmu, daya tangkap pikir, berpengaruh terhadap sebuah kelucuan yang hadir. Dalam pertunjukan lawak atau stand up komedi, sebuah kelucuan dibangun dan ditata sedemikian rupa supaya penonton terseret arus dan masuk pada hal-hal yang tak terduga sehingga melahirkan ekspresi tawa.

Dalam sebuah ceramah pengajian atau ceramah keilmuan, misalnya, kelucuan kerap ditampilkan oleh si pembicara agar lebih segar, menarik , tidak membosankan dan peserta menjadi tertarik untuk terus mengikuti. Ada kalanya sesuatu yang tidak lucu, ada peserta yang tertawa karena sesuatu yang disampaikan tidak seperti yang diketahuinya dan menganggap yang baru didengarnya sebuah kelucuan. Bagi orang yang berpengetahuan dan berwawasan luas, tertawa tersebut menunjukkan ketidaktahuan yang dipertunjukkan dengan tidak sadar.

Meskipun tertawa identik dengan kegembiraan, tapi tidak sepenuhnya benar. Ada tertawa-tertawa lain tak identik dengan kegembiraan. Tertawa menghibur diri adalah tertawa yang dipaksakan untuk meredam rasa duka. Tertawa menertawai seseorang adalah melepas dendam dan mengejek seseorang yang ditertawai. Tertawa basa basi adalah tertawa yang memaksakan diri untuk tertawa pada sebuah kelucuan yang menurutnya tidak lucu yang dihadirkan seseorang pada acara ramah tamah. Tertawa sendirian terus menerus tanpa sebab bisa di kategorikan gila.

Kecerdasan pikir seseorang terhadap sebuah penyampaian yang lucu, berbeda satu sama lain, sehingga kadang ada yang orang tertawanya telat ( terlambat ) pada kelucuan yang sama di waktu yang sama. Latar belakang wawasan dan keilmuan juga ikut mempengaruhi. Ada sebuah kata gurauan pada orang yang tertawanya telat, karena: telat mikir, bijaksana dan budek (tuli). Telat mikir, seperti yang disampaikan diatas. Bijaksana, karena sebelum tertawa ia berpikir tentang akibat tertawanya mbok ada yang tersinggung atau sesuatu hal yang tidak perlu ditertawakan. Budek, tertawanya hanya supaya kelihatan mengikuti.

Sebuah tawa bisa mengakibatkan orang lain tersinggung. Tersinggung agama, tersinggung sosial, tersinggung keyakinan, tersinggung kebanggaan, tersinggung harga diri. Menjaga supaya tidak ada ketersinggungan itu membuat seseorang bertahan diri untuk tidak tertawa pada sebuah kasus kelucuan. Ini sebuah keputusan bijak untuk tidak tertawa dan menempatkan tawa pada porsinya.

Tertawa itu (sebagian besar) sebuah ekspresi kegembiraan. Ada sebagian tulisan yang menyampaikan, tertawa bisa memperpanjang umur seseorang. Maka, tertawalah untuk berbahagia bersama dengan tidak menimbulkan ketersinggungan pada sekitar.

06:03.25.08.2020

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar