Pernah melihat orang tertawa sampai terpingkal-pingkal sampai berguling-guling? Pernah melihat atau mendengar orang tertawa padahal menurut kita sebagai hal yang biasa dan tidak lucu? Tertawa Sinis? Tertawa menertawai?
Tertawa itu lahir karena sesuatu yang di dengar atau di lihat tak terduga
dari apa yang dipikirkan. Ada daya kejut tersebab apa yang didengar atau
dilihat tidak seperti kebanyakan yang terjadi sehingga memunculkan kegelian
dalam pikiran, maka lahirlah tawa sebagai ekspresi tubuh. Itu tertawa yang
lahir karena sebuah kelucuan yang disengaja dan direncanakan ataupun kelucuan
yang tiba-tiba hadir tak terduga. Keberbedaan sangka menjadikan terkejut pikir
yang menjadikan tertawa.
Bagi sebagian orang, sebuah kelucuan bisa dianggap tidak lucu, sebagian
yang lain bisa menganggap sangat lucu. Latar belakang budaya, wawasan,
perspektif ilmu, daya tangkap pikir, berpengaruh terhadap sebuah kelucuan yang
hadir. Dalam pertunjukan lawak atau stand up komedi, sebuah kelucuan dibangun
dan ditata sedemikian rupa supaya penonton terseret arus dan masuk pada hal-hal
yang tak terduga sehingga melahirkan ekspresi tawa.
Dalam sebuah ceramah pengajian atau ceramah keilmuan, misalnya, kelucuan
kerap ditampilkan oleh si pembicara agar lebih segar, menarik , tidak membosankan
dan peserta menjadi tertarik untuk terus mengikuti. Ada kalanya sesuatu yang
tidak lucu, ada peserta yang tertawa karena sesuatu yang disampaikan tidak
seperti yang diketahuinya dan menganggap yang baru didengarnya sebuah kelucuan.
Bagi orang yang berpengetahuan dan berwawasan luas, tertawa tersebut
menunjukkan ketidaktahuan yang dipertunjukkan dengan tidak sadar.
Meskipun tertawa identik dengan kegembiraan, tapi tidak sepenuhnya benar.
Ada tertawa-tertawa lain tak identik dengan kegembiraan. Tertawa menghibur diri
adalah tertawa yang dipaksakan untuk meredam rasa duka. Tertawa menertawai
seseorang adalah melepas dendam dan mengejek seseorang yang ditertawai. Tertawa
basa basi adalah tertawa yang memaksakan diri untuk tertawa pada sebuah
kelucuan yang menurutnya tidak lucu yang dihadirkan seseorang pada acara ramah
tamah. Tertawa sendirian terus menerus tanpa sebab bisa di kategorikan gila.
Kecerdasan pikir seseorang terhadap sebuah penyampaian yang lucu, berbeda satu
sama lain, sehingga kadang ada yang orang tertawanya telat ( terlambat ) pada
kelucuan yang sama di waktu yang sama. Latar belakang wawasan dan keilmuan juga
ikut mempengaruhi. Ada sebuah kata gurauan pada orang yang tertawanya telat,
karena: telat mikir, bijaksana dan budek (tuli). Telat mikir, seperti yang
disampaikan diatas. Bijaksana, karena sebelum tertawa ia berpikir tentang
akibat tertawanya mbok ada yang tersinggung atau sesuatu hal yang tidak perlu
ditertawakan. Budek, tertawanya hanya supaya kelihatan mengikuti.
Sebuah tawa bisa mengakibatkan orang lain tersinggung. Tersinggung agama,
tersinggung sosial, tersinggung keyakinan, tersinggung kebanggaan, tersinggung
harga diri. Menjaga supaya tidak ada ketersinggungan itu membuat seseorang
bertahan diri untuk tidak tertawa pada sebuah kasus kelucuan. Ini sebuah keputusan
bijak untuk tidak tertawa dan menempatkan tawa pada porsinya.
Tertawa itu (sebagian besar) sebuah ekspresi kegembiraan. Ada sebagian
tulisan yang menyampaikan, tertawa bisa memperpanjang umur seseorang. Maka,
tertawalah untuk berbahagia bersama dengan tidak menimbulkan ketersinggungan
pada sekitar.
06:03.25.08.2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar