DI LEMBAH LESTANA DAWA
Tak ada kelus kesah, setiap orang yang berangkat kerja seperti mau ke wisata baru dan indah. Tiang-tiang listrik dengan kabel yang masih tersambung, terlilit tumbuhan rambat berdaun-daun hijau, di beberapa tempat dengan bunga warna-warni, juga menara besi bekas tower BTS yang menjadi tempat sarang burung. Menjadi monumen, dan bukan sesuatu yang penting untuk diingat. “Saya mohon maaf atas kedatangan kami.” “Kami maafkan. Tapi, tolong jangan ganggu kami.” “Kami hanya mau minta tolong, tuan.” “Kami juga mau minta tolong. Tolong janggu ganggu kami,” diam sejenak sambil bergerak berdiri, “Maaf, saya ada keperluan lain.” Mbah Gagak membiarkan tamunya di sebuah rumah besar tanpa dinding. Sudah ratusan tamu mendatanginya, memohon dan jawabannya selalu sama meski dengan berbagai rayuan. Dengan baju kotak-kotak agak gelap, calana jean biru bersepatu kets, tamu itu beranjak pergi. Seperti bingung. Bertemu dengan seorang yang sedang memikul buah segar dan sayuran, “Maaf...