Label

Senin, 06 November 2017

pekerja di bawah umur

salahkah saya, karena masih usia sekolah, berangkat kerja pagi pulang malam
saya butuh uang, butuh banyak untuk membeli.
untuk beli pulsa, beli quota internet, beli baju, beli sepatu, beli makan enak.
setidaknya saya tak perlu minta pada ibu, karena ia telah begitu capai, begitu lelah.
lelah hati, lelah pikiran, lelah tenaga. pasrah yang tak bertumpuan.
terduduk bersimpuh di lantai semen yang mluduk dan bertambal. bersandar pada dinding berjendela kecil rapuh yang harus berhati-hati jika membuka dan menutupnya.
ia tak juga cukup bisa menyisakan uang untuk bayar sekolah dan seragam. dan uang jajan yang setiap pagi tak pernah absen.
bukan saya tak mau sekolah, bukan. saya kasihan ibu yang matanya kering karena ingin aku senang.
karena saya pengin cari uang. karena uang itu.
karena, meski saya harus berdesakan hidup di kampung kumuh dengan air got yang tak mengalir, dengan lorong gang sempit yang pengap yang di atasnya bergelantungan jemuran, yang ketika malam ribuan nyamuk memburu kulit manusia.
saya pengin juga pergi ke mall berbelanja rupa-rupa, seperti mereka yang bersepatu tinggi mengkilap. seperti di sinetron-sinetron  yang ceritanya berputar-putar seperti kebingungan.
tapi, jika bisa, saya pilih bersekolah dan menunda keinginan.

jangan salahkan mereka yang menampung saya kerja. jangan salahkan siapa-siapa.
para aktivis itu, yang menebar keprihatinan, yang mengumbar penyesalan. itu,
; saya juga ingin sekolah. kalian mau menyekolahkan saya? kalian berani berkorban?
katanya ilmu itu mahal. mahal juga untuk membelinya.
ijazah itu mahal. mahal juga untuk mendapatkannya.
saya tahu itu, ijazah yang membedakan gaji-gaji. bukan tangan-tangan yang cekatan.
orang pintar tanpa ijazah, tak terlihat di sini.
saya terima itu. tidak apa-apa.
karena harus ada orang seperti saya agar bos-bos itu cepat kaya. agar gampang ditakut-takuti dan tak banyak protes.

jika saya tak mengganggu kalian, biarkan saya kerja.
jika mau bantu saya, sekolahkan saya.
berbicara di depan mikropon itu, tak membuat saya bisa berangkat sekolah. tak bisa membantu ibu yang keleahan mencari uang.

sudahlah, ini nasib saya. apalagi smapai menyalahkan pemerintah. saya takut dihukum.
saya takut nanti ibu menggigil ketakutan,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar