Label

Senin, 19 November 2012

HARLEY DAVIDSON MELEWAT






17 Nopember 2012
Kaum Borju itu melewat. Mengendarai motor Gede berngebut ria tanpa hambatan karena di depan telah berlari motor besar milik Polisi yang membunyikan sirine tanda kendaraan lain harus minggir dan memberi prioritas terhadap mereka. Gagah-gagah sekali mereka. Tentu orang-orang kaya yang tak mempersoalkan pengeluaran uang jutaan Rupiah demi kesenangan. Banyak orang tentu ingin seperti mereka, punya uang banyak, dapat prioritas di jalan, bisa ngebut, bisa berekspresi bisa membeli apa saja termasuk membeli prioritas.
Harley Davidson. Siapapun, penggemar motor pasti ingin memilikinya dan mengendarai keliling bumi sambil berwisata suka-suka di setiap perjalanan. Harus menjadi orang kaya dulu untuk bisa punya Harley Davidson. Harganya yang mahal, suku cadang dan perawatannya pun pasti mahal. Bila lewat dijalanan menjadi bahan tontonan. Terkagum-kagum dan menebak siapa pemiliknya dan jadi apa Ia? Pemilik perusahaankah, Pejabat tinggi-kah, artiskah, politikuskah, pangacarakah. Yang pasti yang punya adalah orang kaya. Motor besar semecam Harley Davidson dianggap sebagai simbol kemewahan dan kekayaan. Setidaknya orang akan menganggap, yang punya HD pasti di rumah punya mobil mewah dan ada beberapa mobil lain. 
Tak perlu mengeluh jika kita kebetulan lewat di jalan raya kemudian harus minggir demi memberi ruang gerak pada mereka yang sedang berkonvoi. Mereka punya uang untuk itu. Polisi tentu mau dan dengan senang hati mengawalnya untuk memberi prioritas jalan pada mereka. Dan jangan bermimpi kita sebagai orang yang biasa-biasa saja tiba-tiba minta pengawalan khusus seperti mereka tanpa memberi imbalan atau uang jasa pada Polisi.
Memang enak jadi orang kaya, makanya banyak orang berusaha jadi kaya dengan cara apapun. Diantara mereka yang kaya, ada sebagian yang tinggal ‘nemu. Warisan berlimpah dari orang tuanya dan ada juga yang berjuang dari nol sampai kemudian mendapatkan kekayaan. Mereka yang berjuang dari nol pasti telah banyak perngorbanan dan perjuangan. Tak ada salahnya kemudian sekarang tinggal menikmati, menunggang motor besar mengeluarkan ekspresi dengan tarikan gas yang dilontarkan lewat knalpot dan putaran roda-roda yang berpacu.
Kaum borju itu melewat. Kami memandangnya dengan nada syirik, ‘mereka penuh keangkuhan’ mengalahkan semua yang di jalan. Kita mungkin saja akan lebih angkuh dari mereka jika seperti mereka. Padahal mereka belum tentu angkuh seperti yang kita tuduhkan tanpa pembuktian. Siapa sangka sebenarnya mereka dalam perjalanan misi sosial. Memberi sumbangan atau sedekah kepada banyak orang yang memerlukan, cuma mereka punya hobi yang menurut orang lain yang tidak punya biaya adalah hobi mahal. Mahal tentu bagi mereka yang punya duit banyak, sedang bagi mereka bisa saja sebuah refresing untuk menghilangkan kepenatan setiap hari yang tak pernah henti, kerja keras setiap hari dan waktu.
Aku juga pengin seperti mereka. Dan banyak sekali orang ingin seperti mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar