Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2013

sinyal baik bagi koruptor

Sebuah headline koran tentang Angelina Patricia Pinkan Sondakh, mengabarkan kalo angie tidak dimiskinkan atas perbuatannya yang dinyatakan bersalah oleh Majelis Hakim Tipikor Jakarta dan hanya menjatuhkan hukuman 4,5 tahun penjara.   Dan harta yang berkisar 32 milyar Rupiah yang diduga hasil korupsi, selamat tidak lepas dari genggangan Angie. KPK menyatakan kecewa, tentu rakyat Indonesia yang benci korupsi juga kecewa. Aku ingin biasa-biasa saja. Ingin tidak merasa kecewa dan ingin tidak merasa kecewa. Ini karena terlalu banyak kekecewaan yang ternyata kekecewaan itu tak berarti apa-apa, tak berpengaruh apa-apa pada yang saya atau kami harapkan. Jadi kecewa begitu luar biasa pun, para pembuat kecewa tetap berusaha untuk mencari keuntungan pribadi. Sebagai mantan Putri Indonesia tentu Angie punya wajah cantik, pintar dan punya keunggulan lain dibanding dengan wanita yang belum atau tidak pernah jadi Putri Indonesia. Entah pemikiran apa yang membuat Ia berkeputusan untuk menc...

mi ijo

Aku tak tertarik memperhatikan ketika Gusti, anak sulungku memesan mi ijo saat ibunya beranjak hendak ke warung untuk belanja. Aku juga gak begitu maksud apa itu mi ijo. Mungkin mi berbungkus ijo, mi berwarna ijo atau mi dengan penuh sayur ijo. Entahlah, waktu itu aku merasa tak perlu tahu dan tak juga penting untuk tahu. Aku lebih sering tak memperhatikan tivi, jadi tak begitu paham tentang mi ijo, dan baru sadar kalo mi ijo dikenalkan oleh iklan di tivi yang membuat anakku langsung jatuh dan segera ingin menikmatinya. Aku baru ngeh dan juga tentu kaget ketika ternyata di warung, bukan hanya anakku yang langsung terkena sasaran tembak iklan mi ijo, ada banyak yang lain.  Iklan mi ijo itu memang berhasil membawa calon konsumen untuk segera mencobanya. Iklan itu salah satu dari ribuan iklan yang setiap saat memburu pikiran kita untuk menuruti kemaunnya menjadi konsumen dari produknya. Iklan semacam itu datang silih berganti datang menghipnotis. Mereka, para iklaner, advert...

mungkin

Ada dua kemungkinan, mungkin ya mungkin tidak. Mungkin itu sifatnya tegas, tidak ada setengah mungkin ya atau setengah mungkin tidak. ‘Mungkin’ itu yang membuat orang ragu untuk membuat keputusan, karena mungkin hanya akan terbukti di kemudian hari yang kita tidak bisa memprediksi secara pasti. Mungkin berada dan selalu ada disetiap waktu kita. Kita ditempatkan pada satu garis yang dikedua sisinya sebuah ruang dan waktu untuk di kemudian hari , tentang baik untuk kita atau tidak baik untuk kita, dan berlanjut apakah baik selanjutnya atau tidak baik selanjutnya. Bisa saja hanya baik sesaat tapi kemudian menjadi tidak baik dikemudian hari atau sebaliknya. Bisa saja kita merasa suatu saat kita merasa punya keputusan yang terbaik, tetapi kemudian keputusan itu menjadi sangat tidak baik setelah perjalanan waktu. Sebuah kepu t usan orang lain yang berakibat tidak baik saat ini, mungkin saja akan menjadi sebuah keputusan yang mengantarkan kita menj adi baik dan nyaman di masa yang l...

berubah arah

Merubah arah secara mendadak pasti akan membuat kaget segala sesuatu yang ada di sekitarnya atau segala sesuatu yang berhubungan, baik langsung maupun tidak. Akibat dari itu bisa positif bisa negatif. Di jalan raya, seorang pengendara yang tiba-tiba merubah arah kendaraannya bisa mengakibatkan kecelakaan fatal yang mengakibatkan pengendara lain celaka atau mungkin Ia berubah arah karena untuk menyelamatkan dirinya dan orang lain. Pada sebuah organisasi, perubahan arah keputusan dan pikiran dari kesepakatan yang telah disepakati dan dimusyawarahkan sebelumnya, akan mengakibatkan kekacauan komunikasi dan ketidakteraturan jalannya roda organisasi atau bisa juga berakibat baik karena keputusan itu tepat pada saat yang memang diperlukan untuk begitu. Pada permainan sepakbola, pemain yang membawa bola merubah arah lari dengan tiba-tiba tanpa disangka oleh pemain lawan bisa berakibat baik pada dirinya atau bisa terjadi benturan yang tak disangka sebelumnya. Juga pada permainan-permainan...

gerimis di pagi

Seharusnya aku telah memutuskan untuk memakai jas hujan dari rumah. Gerimis kecil membikin ragu karena berharap akan reda dan benar-benar tidak gerimis sampai kantor. Sengaja laju motor kubawa dengan kecepatan sedang. Aku selalu saja sangat tertarik dengan gerimis. Sekira empat kilo perjalanan aku kenakan jas hujan. Melaju lagi bercengkerama dengan gerimis. Berharap sinar mentari pagi muncul setelah semalaman sampai pagi terkepung gerimis yang terus menerus membawa dingin. Sinar matahari pagi setelah gerimis pagi sangat mengasyikan. Sayang Ia tak muncul. Sungai di sebelah jalan yang sempat aku lewati mengalirkan begitu banyak air keruh. Air keruh yang berbondong-bondong ke laut untuk mengganti warnanya menjadi biru. Setiap saat ribuan manusia telah begitu tega merusak tanah dan alam hingga hampir tak kudapati air hujan yang mengalir pada sungai dengan tidak keruh. Sepanjang jalan, berpapasan dan berjalan satu arah dengan ribuan orang dengan kesibukan mencari segala yang ingin dib...