Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

KOMPETISI, KEKUASAAN

Orang yang ikut turun gelanggang dalam sebuah kompetisi, siap nggaksiap tentu harus menerima konsekuensi sebuah kekalahan. Jika di awal mula sebuah kompetisi dengan tenang, tegar, tegas dan tanpa ragu menyatakan siap lahir batin untuk menerima sebuah kekalahan jika harus kalah, tetapi di kemudian hari ketika kompetisi berakhir dan ternyata kalah, kesiapan hati dan pikiran untuk menerima kekalahan dengan legowo menjadi berubah tidak legowo, tentu banyak faktor yang mempengaruhi.  Berbagai strategi dan alternatif kemungkinan yang ditempuh dengan segala pertimbangan untuk memenangkan kompetisi yang menguras pikiran, kesabaran, kejelian dan biaya dengan satu goal kemenangan, menjadikan fokus pikiran dalam sepanjang kompetisi melupakan bagaimana menata hati dan pikiran untuk menerima kepahitan sebuah kekalahan. Sedikit orang yang menerima sebuah kekalahan dengan legowo dan benar-benar mengakui keunggulan lawan. Seringkali orang (perorangan atau kelompok) yang kalah dalam kompet...

SESAT

Gambar
Sesat bisa diartikan tidak melalui jalan yang benar, salah jalan, atau menyimpang dari kebenaran. Secara harfiah orang yang sesat bisa diartikan orang yang tidak sesuai jalan yang benar atau orang yang salah jalan. Jika sesat karena salah menuju pada suatu tempat atau tepatnya tersesat, bisa jadi orang yang tersesat itu samasekali tidak sengaja dan karena tidak tahu. Dalam hal ini mustahil seseorang yang akan menuju suatu tempat yang ia tahu tempatnya, sengaja lalai agar tersesat. Jika seseorang itu sengaja tersesat, Ia bukan lagi bisa disebut tersesat atau sesat. Mungkin saja Ia sengaja menghindari sesuatu di tempat yang di tuju atau punya tujuan lain, dan itu pun jika Ia mengantarkan seseorang atau barang. Menjadi tidak mungkin seseorang sengaja tersesat ketika menuju ke suatu tempat, karena jika sengaja tersesat, Ia tidak perlu atau tidak akan berangkat. Akan lain rasa pembahasannya jika sesat dalam ranah kepercayaan, keyakinan atau agama. Sebuah kegiatan yang dilakukan t...

PPP Djan Faridz

Secara gampang, PPP itu partai yang berbasis islam dan seingat saya pun berazas Islam dengan ditunjukkan oleh gambar Ka’bah. Dalam pemikiran yang nggak neko-neko, kita boleh menebak dengan yakin, kalau PPP di DKI Jakarta yang mendukung calon Gubernur yang berlatarbelakang beragama Islam. Itu mungkin cara berpikir sederhana dengan tidak perlu mengkaitkan dengan kepentingan duniawi dalam berpolitik. Dengan memasuki dunia politik dengan segala kepentingan duniawi dan perebutan kursi kekuasaan dengan segala kemungkinan peluang yang didapat di masa datang yang belum diketahui, maka segala keputusan dukung mendukung menjadi sangat berbeda dari perkiraan yang berlandaskan pemikiran sederhana. PPP (pimpinan) Djan Farid memilih mendukung Ahok dalam perebutan kursi Gubernur DKI 2017-2022, bukan sebuah keputusan yang aneh dalam dunia politik. Tapi, bagi orang yang berpikiran sederhana lepas dari permasalahan politik, menjadi sebuah keputusan yang aneh dan merugikan PPP di masa depannya, baik...