Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

netral

N etral itu tidak ikut sana sini. Tidak memihak, tidak mendukung, tidak membantu salah satu pihak, tidak menolak salah satu. Dan, sepertinya itu bisa disebut apatis. Netral senetral-netralnya adalah saat sama sekali tak berpendapat pada sesuatu yang sedang diperdebatkan atau sedang diperebutkan. Bisa karena memang tak tahu yang dibahas, sengaja tidak mau tahu atau karena memang tidak tahu pembahasannya. Netral dalam posisi ini mudah dan tidak perlu mengendalikan diri untuk selalu mengingatkan diri agar tetap netral. Pada posisi kita tahu masalah apa yang sedang diperdebatkan atau diperebutkan, memposisikan diri pada kondisi netral memerlukan energi yang terus menerus agar tak mendekat pada salah satu kubu. Berpendapat cukup di alam pikiran dan membuangnya jauh-jauh. Dalam masalah perdebatan yang kita tidak diharuskan memilih, demi untuk netral, pendapat yang dipikiran bisa kita endapkan untuk menjadi catatan pribadi yang bisa saja menguap dalam beberapa waktu kedepan atau menjadi...

OPOSISI KETIGA

djayim.com Dalam permainan sepakbola yang normal, saat pertandingan di lapangan akan saling menyerang supaya gol yang diperoleh lebih banyak daripada lawan. Dalam pertandingan memperebutkan kekuasaan, menyerang lawan terus menerus belum tentu menjadikan menang. Rasa empati terhadap orang yang terus menerus diserang akan memunculkan pembelaan yang berakibatkan lawan menjadi menang. Kondisi ini disadari betul oleh masing-masing pihak   yang menjadikan selalu berusaha terukur dan tepat sasaran dalam menyerang lawan. Tak ada kawan dan lawan yang sempurna. Semua punya sisi lemah. Sisi lemah itulah yang oleh lawan akan diekspos terus menerus sampai lawan benar-benar dalam posisi kalah. Dalam saling menyerang itu ada pemenang yang menjadi penguasa yang kemudian memperoleh fasilitas dan perangkat yang bisa dimanfaatkan untuk mempertahankan kekuasaan yang salah satu caranya dengan menyerang lawan. Yang kalah juga terus menyerang dan menunjukkan keberadaannya. Media massa menjadi alat...

BANGGA

Merasa bahagia, senang, gembira atas sesuatu yang diraih, yang dipunya; itulah bangga. Bangga bisa membuat melayang pada dunia lain dan akan terus menerus dihidupkan kembali itu di setiap saat. Mempertahankan bangga tetap berada pada hati dan pikiran menjadi kegiatan yang mengasyikan. Bercerita kembali tentang apa yang dibanggakan, menulisnya, mengingatnya dengan cara menghadirkan benda-benda atas sesuatu yang berkaitan; menjadi cara agar bangga itu tetap dingat, tetap hidup dan menghadirkan sensasi kebanggaan. Bercerita dengan sering tentang sesuatu yang dibanggakan, akan menjadi benih kesombongan yang jika dilakukan terus menerus menjadi terasa menyebalkan bagi orang yang mendengarnya. Dan muncullah kemudian komentar, pamer, yang lebih lanjut melahirkan sebutan sombong. Kegembiraan itu tidak mudah untuk didapat, dan jika dengan bercerita tentang apa yang dibanggakan bisa menghadirkan bahagia, kenapa harus di hindari? Bisa saja jawaban itu muncul dari orang yang berbangga den...