Label

Sabtu, 06 Januari 2024

MENGAKU JUJUR, BERSIH, PINTAR, PEDULI, AMANAH, BAIK.

Kita pasti tidak pernah mendengar atau membaca kata-kata dari para politisi yang mengaku bahwa dirinya tidak jujur, tidak bersih, tidak pintar, tidak peduli, tidak amanah, tidak baik. Mereka semua mengaku sebagai orang yang tepat untuk dipilih menjadi salah satu jaringan pemegang kekuasaan. Wajar dan manusiawi. Seorang yang sedang menawarkan dirinya untuk dipilih dari sekian banyak pilihan, pasti akan memamerkan dirinya sebagai orang yang paling baik dari yang lain.

Jangan dikategorikan sebagai orang sombong. Anggap saja sebagai seorang sales yang sedang menawarkan barang dagangannya dengan berbagai cara supaya apa yang ditawarkan membuat orang menjadi tertarik sehingga memilihnya dan membeli. Semua orang berkeinginan segala apa yang disekelilingnya, yang berhubungan dengan kehidupannya, segala yang dipilihnya, semua harus baik, bahkan jika bisa yang paling baik diantara yang baik-baik.

Jika tidak suka dengan cara promosinya, biarkan saja. Anggap saja tidak ada apa-apa, toh tidak berpengaruh juga terhadap hidup yang kita sehari-hari jika kita tak mempermasalahkan. Tak perlu juga mencatat dan mengingat-ingat janji-janjinya. Anggap saja nyanyian penghibur dirinya yang kita dengar karena tiba-tiba masuk menampar gendang telinga. Bermaklum akan lebih membuat kita nyaman pikiran. Jika kita tak dirugikan, kenapa juga kita harus memikirkan cara mereka. Tak ada yang memenuhi semua kriteria yang orang banyak tetapkan sesuai keperluannya masing-masing yang berbeda-beda.

Tak mungkin juga para politisi memasang foto dirinya di pinggir jalan dengan tulisan yang tidak baik seperti, tidak jujur, korup, tidak amanah, tidak adil, tidak baik, rakus, bodo, tidak baik. Jika kata-kata disematkan di bawah fotonya, orang akan mengira orang sedang main-main dan bukan politisi yang sedang ikut memeperebutkan kursi jaringan kekuasaan. Atau bisa saja orang mengira sebagai sarkasme politik, dan menjadi tidak masuk pertimbangan untuk dipilih karena dianggap bukan peserta.

Tidak mungkin pula di panggung besar tempat kampanye, politisi berteriak-teriak; saya bukan orang baik, saya tidak jujur, saya tidak amanah, saya korup, saya tidak adil, saya rakus, saya bodo. Mereka akan memamerkan kebaikan walaupun sebenarnya mereka juga merasa terhina harus berbohong tentang dirinya, merasa ngilu harus membohongi, merasa memakai cara apa saja untuk menang. Mereka juga kadang merasa jadi rakyat yang sedang dimanfaatkan keberadaannya.

Berbiak-baik saja. Melangkah ringan-ringan saja, tak perlu repot-repot tengak kanan kiri membaca iklan-iklan. Mereka sedang berusaha. Seperti juga kita.

Djayim, 23:11 06012024

Tidak ada komentar:

Posting Komentar