Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

Repoter ngapak

Ketertarikan saya pada sepakbola membuat saya kadang berhenti sejenak dalam perjalanan saat terlihat ada pertandingan sepakbola. Ada banyak orang yang seperti saya ternyata. Suatu waktu, saya mendapati pertandingan sepakbola dengan reporter menggunakan bahasa lokal. Dalam pertandingan live seperti itu peran reporter untuk menarik penasaran para peminat sepakbola yang belum datang ke lapangan sangat besar. Menggebu-gebunya reporter penuh semangat dalam me-reporter-i seolah menjadi wakil dari semangatnya para pelaku di lapangan. Di desa saya, ada seorang yang bisa me-reporter-i penuh semangat dengan kalimat yang terus menerus menyambung, meski kadang tidak pas, sehingga sebuah pertandingan sepakbola perempuan yang aslinya para pemain hanya berlari lari seperti bebek kebingungan, menjadi seperti sebuah pertandingan yang ramai sekali jika hanya mendengarkan dari corong Toa. Ia bisa menciptakan sebuah rasa penasaran kepada orang yang mendengarkannya.  Seingat saya, sebuah perta...

Juara piala AFF U 19

Ini prestasi sepakbola Indonesia yang perlu saya catat agar dapat dibaca di kemudian hari. Anak-anak muda usia dibawah 19 tahun berhasil mengalahkan Vietnam dalam final Piala AFF. Sabtu, 22 September 2013. Dalam drama adu finalti setelah 90 menit ditambah 30 menit perpanjangan waktu tak ada gol yang tercipta. Menurut pembawa acara di tivi, Indonesia harus menunggu 22 tahun untuk mendapatkan gelar juara di tingkat Asia tenggara di berbagai kelompok umur dan berbagai kejuaraan. Berarti pada tahun 1991 Indonesia juara pada level Asia Tenggara, dan saya merasa tak perlu tahu waktu itu dalam kejuaraan apa. Saya lagi menikmati euforia kemenangan. Apalagi lawannya, Vietnam, bukan lawan yang enteng. Kabarnya tim itu telah dibentuk 6 tahun yang lalu. Artinya sejak mereka berusai 12 tahun telah dibentuk menjadi sebuah tim dan bermain bersama dalam satu tim. Bermain bersama dalam satu tim tentu dikandung maksud agar terjadi kekompakan, bersatu rasa, memahami karakter permainan setiap pemain, men...

MEMBACA DALAM PERJALANAN

Membaca menjadi sebuah kegiatan yang saya suka saat tak bisa bekerja, seperti saat di dalam bis atau di dalam mobil saat perjalanan jauh. Membaca menjadi menu yang mengasyikan dan nikmat seperti mereguk minuman yang pas saat dahaga menyiksa. Ini sebuah kesenangan yang tak banyak memerlukan biaya seperti mancing, tak juga mengundang bahaya seperti hobi trabas, mobil off road, yang memerlukan biaya yang tak sedikit. Cukup membeli buku atau majalah atau koran, kita bisa bercengkerama dengan si penulis dan bisa memasuki dunia-dunia baru yang kadang tak terduga. Pemikiran-pemikiran baru menjadi hal yang menarik untuk selalu disimak. Banyak sekali parodi-parodi atau pun sendau gurau sosial yang tak terekam oleh kita, dapat dimunculkan oleh seorang penulis dengan cara sederhana dan mengena. Dalam bis yang sering beroperasi malam, seingat saya belum pernah menjumpai ada lampu yang disediakan untuk penumpangnya bila ingin membaca. Ada memang lampu di atas tempat duduk dia langit-langit b...

Rakyat Kota Memilih Caleg.

Kualitas hubungan sosial antara penduduk kota dengan pendudu k desa pasti berbeda.  Ini dipengaruhi oleh kesibukan individu, jumlah penduduk dan kepentingan. Seorang penduduk di desa bisa mengenal sembilan puluh persen orang perorang penduduk sedesanya. Seorang kepala desa atau aparatur desa bisa hafal hampir seluruh kepala keluarga dan anggota keluarganya lengkap dengan tempat tinggalnya.  Ini dikarenakan jumlah penduduk di desa yang belum begitu padat, sering terjadi singgungan sosial, mutu pergaulan yang baik, masih dalam satu kerabat besar dan rasa persaudaraan yang terus menerus di jaga. Jika ada seorang penduduk desa yang sukses atau menjadi pejabat di sebuah instansi, bisa dipastikan seluruh penduduk desa tahu. Jika ada seseorang penduduk desa terkena kecelakaan, sakit atau mendapat keberuntungan, tanpa disiarkan lewat televisi, radio ataupun situs jejaring sosial pun, masyarakat seluruh desa akan segera tahu. Komunikasi dari mulut ke mulut dan kepedulian sosial, mem...

Menyiram Rumput

Ketika musim kemarau, rumput didepan rumah saya sering kering karena kadang tak ada sempat untuk menyiramnya. Hal itu bisa saja terjadi karena ada keperluan pekerjaan sekitar dua tiga hari yang menjadikan saya tak pulang.  Meski rerumputan itu tak pernah minta atau merengek untuk di siram, saya selalu teringat untuk segera menyiramnya. Saya seperti ikut merasakan kesegaran yang dialami oleh rerumputan, seperti ada komunikasi bathin. Mungkin saja mereka berbicara dengan bahasa yang saya tak mengerti tapi dengan bahasa ketulusan kemudian sampai pada indera saya untuk menterjemahkannya. Komunikasi bisu yang aku juga tak bisa menerjemahkan itu menjasdi sesuatu yang menarik dan dinikmati. Ketika saya pulang malam, sering saya menyempatkan untuk menyiram rumput di halaman rumah. Mungkin bagi orang lain itu hanya sebagi bentuk perawatan dan pemeliharaan yang rajin agar rumput selalu hijau dan tampak rapi. Padahal yang saya dapat lebih dari sekedar itu. Melihat rerumputan yang basah ole...