Label

Senin, 23 September 2013

Juara piala AFF U 19

Ini prestasi sepakbola Indonesia yang perlu saya catat agar dapat dibaca di kemudian hari. Anak-anak muda usia dibawah 19 tahun berhasil mengalahkan Vietnam dalam final Piala AFF. Sabtu, 22 September 2013. Dalam drama adu finalti setelah 90 menit ditambah 30 menit perpanjangan waktu tak ada gol yang tercipta. Menurut pembawa acara di tivi, Indonesia harus menunggu 22 tahun untuk mendapatkan gelar juara di tingkat Asia tenggara di berbagai kelompok umur dan berbagai kejuaraan. Berarti pada tahun 1991 Indonesia juara pada level Asia Tenggara, dan saya merasa tak perlu tahu waktu itu dalam kejuaraan apa. Saya lagi menikmati euforia kemenangan. Apalagi lawannya, Vietnam, bukan lawan yang enteng. Kabarnya tim itu telah dibentuk 6 tahun yang lalu. Artinya sejak mereka berusai 12 tahun telah dibentuk menjadi sebuah tim dan bermain bersama dalam satu tim. Bermain bersama dalam satu tim tentu dikandung maksud agar terjadi kekompakan, bersatu rasa, memahami karakter permainan setiap pemain, mengerti setiap gerakan temanya dan digadang-gadang dapat melibas seluruh lawan yang dijumpai. Nyatanya militansi pemain-pemain Vietnam yang bergerak cepat dapat diimbangi oleh pemain-pemain Indonesia yang cepat dan penuh rasa patriotik. Ball position di akhir laga pun 51-49 untuk Indonesia.
Sebagai penggemar sepakbola, sangat wajar jika saya ameneteskan air mata bangga dan jiwanya merasa ada di sana ikut berjuang memenangkan pertandingan itu. ‘Meski’ baru level Asia Tenggara, ini menjadi sebuah pelepas dahaga dan pondasi harapan untuk ke level yang lebih tinggi serasa semakin dekat. Saya juga berdo’a semoga tak ada lagi perpecahan di tubuh PSSI yang menimbulkan kesemrawutan dan miskin prestasi. Indonesia banyak talenta muda yang bisa diasah dan bisa mengangkat nama Indonesia dalam sepak bola Dunia. Jika negara Brasil yang perekonomiannya tak jauh beda dengan Indonesia bisa menghasilkan pemain-pemain tingkat dunia dan negaranya telah beberapa kali juara dunia dan selalu masuk putaran final piala dunia, kenapa Indonesia tak bisa seperti Brasil. Apa memangkarena Brasil telah ditakdirkan menjadi tempat lahir  para pemain top dunia atau karena penataan sepak bola-nya bagus. jika iya, keanap kita tak berguru padanya.
Sepakbola telah menjadi industri yang menguntungkan. Jika Indonesia bisa melahirkan pemain-pemain top dunia, akan berpengaruh terhadap industri sepak bola Indonesia dan akan mempengaruhi perekonomian secara makro. Ah, ini mimpi akibat sebuah kemenangan yang terus membuai pkiran.
 Saya sendiri sering memaki-maki pengamat sepakbola di tivi jika tim Indonesia bermain dengan tim luar negeri. Sepanjang permainan, jika dalam kondisi kalah, terus menerus mencerca, mengejek, dan menyalahkan organisasi permainan, seolah dia lebih pintar meracik pemain dan strategi dari pelatih dan seperti merasa lebih pintar bermain bola ketimbang pemainnya. Kemudian jika Indonesia unggul dengan mudahnya berbalik memuji.
Saya berharap sepak bola Indonesia tak lagi ditumpangi oleh orang tak tahu malu yang katanya ingin memajukan sepakbola Indonesia, nyatanya nyari keuntungan semata dalam mengurusi sepak bola.
Saya masih di sana, menkmati kemenangan yang terasa begitu indah tak kenyang-kenyang mereguk aroma kemenangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar